Selasa, 03 Desember 2013

Kakao ..Oh Kakao...Nasibmu Kini !.

Di penghujung tahun 2013 ini, harga beberapa komoditi disektor perkebunan khususnya kakao menunjukan peningkatan yang sangat menggiurkan bagi petani di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, khususnya petani di Kecamatan Ampibabo. Berdasarkan informasi dari pedagang pengepul yang ada diwilayah ini (Buranga-Ampibabo), di paruh kedua bulan November 2013, harga komoditi kakao bergerak di atas Rp. 26.700,-/Kg dan ditengarai akan terus bergerak naik hingga melampaui kisaran nilai Rp.30.000,-/Kg (sumber: UD. Sari Tani, UD. Sari  Rejeki, - Buranga). Peningkatan harga jual biji kakao kering ini tentu saja menggembirakan para petani kebun kakao di tengah kesulitan ekonomi dan melambungnya harga bahan kebutuhan kebun saat ini.
Namun trend kenaikan harga jual biji kakao kering ini, tidak banyak menolong para petani kebun kakao di wilayah Kabupaten Parigi Moutong khususnya petani di wilayah Kecamatan Ampibabo untuk keluar dari kesulitan ekonomi yang melilit  saat ini. Bagaimana tidak, harga dapat saja bergerak dengan trend positif, namun hasil panen (produksi) dari kebun petani mengalami penurunan yang sangat signifikan. Sehingga peningkatan harga jual biji kakao kering ini tidak memberi dampak positif bagi petani. 

Tahun 2013 merupakan tahun yang sulit bagi petani kebun kakao di wilayah Kecamatan Ampibabo. Hal ini di sebabkan oleh produksi yang jauh dari harapan. Tingkat penurunan hasil produksi biji kakao dari kebun petani memang sangat signifikan. Seperti di nyatakan oleh Sekretaris Bidang Pengembangan Usaha - GAPOKTAN DESA BURANGA - I Nyoman Wancana, ".... pendapatan petani kakao di tahun 2013 ini sangat rendah, menurut data yang kami kumpulkan dari anggota GAPOKTAN, pendapatan dari kakao tidak bisa menutupi biaya kebutuhan rumah  tangga di tahun ini. Tahun ini hasil produksi kebun kakao anggota kami hanya berada pada kisaran 35 Kg - 60 Kg per Ha / panen. Jadi meskipun harga jual biji kakao kering melambung tinggi, ini sangat tidak membantu para petani..".

 Penurunan produksi kakao diwilayah Kecamatan Ampibabo, umumnya di sebabkan oleh beberapa faktor klasik, seperti ; Usia Tanaman Kakao, Lama masa Penghujan di Kab. Parigi Moutong, Miskin Hara, PBK, Perubahan Iklim  global, dan beberapa faktor lainnya.

Sementara Ketua GAPOKTAN DESA BURANGA,  I Gusti Lanang Putrayasa, S.Sos. menyatakan ".....fakta yang kami alami ini seolah memberi penegasan kepada saya, bahwa kedepan akan semakin sulit meyakinkan para petani diwilayah ini untuk mempertahankan TANAMAN KAKAO sebagai Idola para petani ".

 Tentu saja kita masih  dan  akan selalu berharap bahwa Tanaman Kakao tetap dibudidayakan serta tetap menjadi primadona petani diwilayah ini. Dan ini sangat membutuhkan perhatian dan solusi dari pemerintah serta komunitas kakao kita  melalui programming yang dapat memperbaiki kondisi sekarang ini.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar