Rabu, 03 Oktober 2012

PARIGI MOUTONG: Menuju Perkebunan Organik.

Setelah sempat di hebohkan oleh isu penolakan produksi kakao Indonesia  khususnya produksi kakao dari Kab.Parigi Moutong terkait tingkat residu kimiawi, kini sektor perkebunan di wilayah ini mulai berbenah. Bukan tanpa alasan, hal ini sangat berpengaruh terhadap citra daerah yang selama ini di kenal sebagai pemasok kakao terbesar di Sulawesi Tengah, bahkan merupakan salah satu wilayah kabupaten penghasil kakao terbesar di Indonesia.
Problematika yang di hadapi oleh para petani yang juga menguras pikiran pemegang kebijakan di daerah berkaitan dengan sistem/pola bertani ini adalah ketergantungan para petani pada bahan-bahan kebutuhan kebun yang berbahan baku kimiawi. Keinginan petani untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal serta kondisi lahan perkebunan yang telah banyak mengalami erosi (pencucian) oleh hujan membuat keyersediaan hara tanah semakin kritis, serta tingkat serangan OPT yang tinggi memicu pola bertani yang sangat akrab dengan bahan-bahan kimia. Di tambah lagi dengan budayapetani kita yang cenderung menginginkan hasil serba instan, membuat penggunaan bahan kimia baik dalam bentuk hara anorganik dan insektisida, fungisida serta herbisida sering di lakukan tanpa memperhatikan komposisi serta dosis anjuran yang di benarkan.
Tentu saja kita tidak boleh mengklaim hal ini sebagai hanya kesalahan para petani. Karena hampir rata-rata petani kita memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah serta menjadikan bertani/berkebun sebagai profesi yang tidak pernah di inginkan, tetapi cenderung karena tidak memungkinkannya mengambil kesempatan pada profesi yang membutuhkan standar keterukuran tertentu. Olehnya mereka tidak akan pernah mengerti dan tidak mengetahui MENGAPA serta BAGAIMANA dengan istilah RESIDU KIMIA pada hasil produksi mereka. Bukanlah hal mudah untuk mengatasi persoalan ini, tidak bisa pula hanya di serahkan pada satu pihak seperti petani saja, atau pemerintah saja, atau pada para pemerhati saja. Perlu kerja sama serta kerja keras dari semua pihak terkait untuk bersatu padu mengentaskan problem ini, baik pemerintah, petani, produsen bahan kimia, pemerhati perkebunan, sehingga penerapan perkebunan organik dapat berjalan dengan sinergis.
Tindakan nyata yang telah di ambil oleh pemerintah Kabupaten Parigi Moutong melalui Dinas terkait untuk memperbaiki citra dari komoditi daerah ini adalah dengan mensosialisasikan secara intensif dampak dari penggunaan bahan kimia yang berlebihan, serta pemberian paket bantuan melalui program BANSOS dalam bentuk APPO dan UPPO kepada petani melalui kelompok-kelompok tani. Program pembantuan ini menjadi penting untuk menuju dan mewujudkan sistem perkebunan/pertanian organik. Dengan paket bantian ini di harapkan para petani secara langsung dapat melakukan inovasi untuk menghasilkan bahan-bahan kebutuhan kebun yang bersifat organik, baik dalam bentuk pupuk organik maupun anti OPT nabati.
Mewujudkan perkebunan organik tidaklah bisa hanya dengan menyerahkan berbagai bantuan, tetapi para petani sangat membutuhkan pendampingan, bimbingan serta pembinaan secara kontinue sehingga para petani benar-benar dapat memahami mengapa harus menghadirkan perkebunan organik ini. Selain hal tersebut, perlu bagi perintah menciptakan kebijakan dan program yang sejalan, sehingga perkebunan organik ini dapat benar-benar terwujud.

1 komentar:

  1. hey brow.. Maaf sy gk ngerti kok postgnku cuman judul. Maaf bget sob.. Maklm newbie,..

    BalasHapus