Minggu, 28 Oktober 2012

BURANGA: Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Amertha Organik.

Salah satu program pemerintah Kabupaten Parigi Moutong yang berkenaan dengan upaya pembenahan dan pengentasan dari isu negatif terhadap hasil produksi komoditi di sektor perkebunan/pertanian  adalah dengan pembinaan yang intens dan pembantuan kepada masyarakat petani melalui kelompok-kelompok tani, yang pada muaranya di harapkan dapat merubah kultur petani dalam pengembangan sumber daya agraris yang di miliki kearah sistem perkebunan yang berbudaya lingkungan.
Pembinaan kepada petani saat ini yang gencar di lakukan oleh pemerintah daerah melalui instansi terkait  melalui sosialisasi dampak negatif dari penggunaan bahan kebutuhan kebun/pertanian yang berbahan baku kimia bila di gunakan tanpa memperhatikan komposisi serta aturan pakai bahan tersebut terhadap hasil produksi komoditi serta kesehatan manusia, baik dampak yang bersifat kontak maupun sistemik. Tentu saja hal seperti ini harus dilakukan secara terus menerus, sehingga para petani dapat memahami dan menyadari akibat dari mengesampingkan cara pakai yang efektif dan efesien dari bahan kimiawi yang di gunakan selama ini. Sosialisasi dan pendekatan kepada petani melalui kelompok tani merupakan cara yang tepat di samping menciptakan program yang berpihak pada lingkungan dan kesehatan.
Guna mendukung gerakan pembenahan di sektor perkebunan/pertanian ini, pemerintah telah secara serius menggagas program yang memiliki nilai tambah bagi petani, di antaranya adalah dengan memberikan paket bantuan kepada kelompok tani berupa APPO (Alat Pengolah Pupuk Organik) dan UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik).  Yang membedakan antara kedua paket bantuan ini adalah, APPO merupakan bantuan berupa Alat Pengolah Pupuk Organik, Rumah Pengkomposan, dan Kendaraan Roda Tiga. Sementara UPPO adalah bantuan berupa Alat Pengolahan Pupuk Organik, Rumah Pengkomposan, Kendaraan Roda Tiga dan di tambah dengan paket Kandang serta Sapi yang berjumlah 35 ekor. Paket bantuan ini secara keseluruhan di biayai melalui APBN. Pada tahap awal serta untuk memperkenalkan pola bantuan ini kepada petani, beberapa kelompok tani di wilayah Kabupaten Parigi Moutong telah di beri paket bantuan ini, salah satunya adalah Kelompok Tani "AMERTHA-BUMI" di desa Buranga Kecamatan Ampibabo, yang menerima paket bantuan UPPO melalui APBN 2011. Bagi anggota kelompok tani Amertha Bumi, program bantuan ini di nilai sangat penting baik di tinjau dari aspek penguatan dan pemberdayaan kelompok maupun dari sisi ekonomi yang di yakini memberi nilai tambah bagi anggota. Di sisi lain paket bantuan UPPO ini juga di rasakan sebagai solusi dalam hal sulitnya mendapatkan pupuk pabrikan selama ini oleh petani, khususnya petani di desa Buranga.
Output yang di harapkan dari pemberian paket bantuan APPO/UPPO tentu saja adalah hadirnya sistem atau pola budi daya perkebunan berbudaya lingkungan, atau perkebunan organik. Bahan baku  kompos yang melimpah dari areal perkebunan/pertanian merupakan modal yang baik dan menjanjikan. Bukan saja pupuk organik berupa kompos ayau padatan yang dapat di hasilkan, tetapi juga pupuk dalam bentuk cair berupa Bio Urine yang tentu saja penggunaannya di jamin aman dan tidak meninggalkan residu kimiawi di dala, hasil produksi petani. Aman bagi petani, aman pula lingkungan kiya.
Hal terpenting yang perlu di catat adalah bahwa program yang sangat baik ini, akan menjadi sia-sia bila yidak di dukung melalui program-program lanjutan oleh pemerintah. Artinya bahwa untuk keberhasilan program ini harus pula di tindak lanjuti oleh kebijakan pemerintah melalui program-program yang mengarah kepada sistem perkebunan organik.

Sabtu, 20 Oktober 2012

KONSUMSI ORGANIK: Mencegah Percepatan Pengurangan Usia.

Bagi anda yang tidak sedang  gila, pernahkah anda menyadari ketidak sadaran anda, bahwa anda telah memberi andil atas percepatan pengurangan usia pakai tubuh anda....?. Mungkin ini terdengar aneh atau sekedar olok-olokan, sebab tidak akan ada manusia yang berupaya mengurangi usia atau mempercepat kematiannya. Tidak percaya..?. Cobalah lakukan penelitian ilmiah.
Secara umum tubuh manusia terdiri atas triliunan sel-sel yang melakukan persekutuan yang rumit dengan dinamis menurut fungsi dan kekuatan sel-sel tersebut. Dengan kata lain sel-sel tersebut melakukan Symbiosis Mutualisme dan mengorganisasikan diri menurut daya magnetik yang di miliki oleh sel-sel tersebut, yang mewujudkan sebuah bentuk yang bernama Manusia. Susunan sel-sel ini begitu rentan sementara kita tak menyadarinya bahkan cenderung membuatnya meregenerasi diri lebih cepat. Dan tentu saja proses ini membutuhkan asupan energi yang cukup.
Regenerasi sel ini terjadi setiap saat, semakin cepat sebuah sel mengalami kerusakan atau kematian semakin sering pula proses ini terjadi. Semakin sering regenerasi sel terjadi, maka semakin banyak pula energi yang terserap untuk proses ini, yang tentu saja mengurangi stock energi untuk menjaga dan merawat kelangsungan hidup sel-sel tubuh tersebut. Bayangkan, bila kita mengalami luka bakar karena api rokok atau karena terluka oleh barang tajam, lalu kita mengeluarkan energi kita dalam bentuk uang untuk membeli salep oles atau obat-obatan lainnya, tetapi sel yang rusak atau mati karena api dan benda tajam tersebut tidak akan pulih kembali, sel ini harus di gantikan oleh sel yang baru. Jadi berapa banyak energi yang harus di keluarkan untuk ini, energi dalam tubuh serta cadangan energi dalam bentuk material. Seandainya peristiwa tersebut tak terjadi, sel-sel tubuh kita tak akan rusak atau mati sebelum saatnya, sehingga cadangan energi untuk kehidupan sel-sel ini dapat tersedia secukupnya, serta uang pembeli salep atau obat lainnya dapat di gunakan untuk membeli cadangan energi yang baik dan sehat guna merawat dan menjaga kehidupan sel-sel tubuh secara maksimal.
Energi yang di gunakan oleh sel-sel ini untuk hidup dan meregenerasi diri berasal dari makanan yang kita konsumsi. Coba bayangkan bila pola hidup kita dalam hal makan ini tannpa pernah mempertimbangkan unsur kesehatan dan kandungan bahan makanan tersebut. Apalagi bila memilih bahan makanan sehari-hari ini hanya di dasarkan dengan melihat  penampilan fisiknya yang bagus. Karena di masa sekarang masih banyak bahan kebutuhan sehari-hari khusunya pangan yang perawatannya dari saat baru di tanam hingga siap panen di lakukan dengan menggunakan bahan kimia/racun, yang tentu saja mengakibatkan bahan makanan tersebut memiliki residu kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Residu kimia ini akan di serap dan menumpuk di dalam tubuh kita, sehingga energi yang di hasilkanpun akan tercemari. Bila ini di konsumsi secara terus menerus mengakibatkan tumpukan residu kimia yang semakin tinggi, maka semakin banyak sel-sel yang teracuni dan mati, yang berarti semakin banyak pula energi yang terkuras untuk meregenerasi sel-sel ini. Hingga pada ambang batas tertentu akibat dari unsur kimia yang berlebihan dalam tubuh ini memberi dampak bagi kesehatan manusia dalam bentuk penyakit yang berbahaya.
Kini dapatkah anda bayangkan dan menyadari bahwa tanpa di sadari anda turut memberi andil pada percepatan pengurangan usia pakai tubuh anda melalui pola hidup yang kurang baik dan tidak sehat ????. 
Olehnya sejak sekarang kita harus merubah kebiasaan hidup yang kurang sehat tersebut, salah satu cara yang baik adalah dengan memilih bahan makanan yang aman bagi kesehatan dan tubuh kita. Apalagi saat ini telah banyak berkembang dan tersedia bahan makanan yang di hasilkan dari kebun atau sawah organik yang aman bagi kesehatan manusia karena tidak mengandung residu kimia, sejingga bila di konsumsi akan mengjasilkan energi yang positif bagi kehidupan sel sel tubuh kita, dan karenanya tidak di perlukan pengeluaran energi untuk rehabilitasi dan regenerasi sel yang rusak dan mati sebelum waktunya.

Rabu, 03 Oktober 2012

PARIGI MOUTONG: Menuju Perkebunan Organik.

Setelah sempat di hebohkan oleh isu penolakan produksi kakao Indonesia  khususnya produksi kakao dari Kab.Parigi Moutong terkait tingkat residu kimiawi, kini sektor perkebunan di wilayah ini mulai berbenah. Bukan tanpa alasan, hal ini sangat berpengaruh terhadap citra daerah yang selama ini di kenal sebagai pemasok kakao terbesar di Sulawesi Tengah, bahkan merupakan salah satu wilayah kabupaten penghasil kakao terbesar di Indonesia.
Problematika yang di hadapi oleh para petani yang juga menguras pikiran pemegang kebijakan di daerah berkaitan dengan sistem/pola bertani ini adalah ketergantungan para petani pada bahan-bahan kebutuhan kebun yang berbahan baku kimiawi. Keinginan petani untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal serta kondisi lahan perkebunan yang telah banyak mengalami erosi (pencucian) oleh hujan membuat keyersediaan hara tanah semakin kritis, serta tingkat serangan OPT yang tinggi memicu pola bertani yang sangat akrab dengan bahan-bahan kimia. Di tambah lagi dengan budayapetani kita yang cenderung menginginkan hasil serba instan, membuat penggunaan bahan kimia baik dalam bentuk hara anorganik dan insektisida, fungisida serta herbisida sering di lakukan tanpa memperhatikan komposisi serta dosis anjuran yang di benarkan.
Tentu saja kita tidak boleh mengklaim hal ini sebagai hanya kesalahan para petani. Karena hampir rata-rata petani kita memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah serta menjadikan bertani/berkebun sebagai profesi yang tidak pernah di inginkan, tetapi cenderung karena tidak memungkinkannya mengambil kesempatan pada profesi yang membutuhkan standar keterukuran tertentu. Olehnya mereka tidak akan pernah mengerti dan tidak mengetahui MENGAPA serta BAGAIMANA dengan istilah RESIDU KIMIA pada hasil produksi mereka. Bukanlah hal mudah untuk mengatasi persoalan ini, tidak bisa pula hanya di serahkan pada satu pihak seperti petani saja, atau pemerintah saja, atau pada para pemerhati saja. Perlu kerja sama serta kerja keras dari semua pihak terkait untuk bersatu padu mengentaskan problem ini, baik pemerintah, petani, produsen bahan kimia, pemerhati perkebunan, sehingga penerapan perkebunan organik dapat berjalan dengan sinergis.
Tindakan nyata yang telah di ambil oleh pemerintah Kabupaten Parigi Moutong melalui Dinas terkait untuk memperbaiki citra dari komoditi daerah ini adalah dengan mensosialisasikan secara intensif dampak dari penggunaan bahan kimia yang berlebihan, serta pemberian paket bantuan melalui program BANSOS dalam bentuk APPO dan UPPO kepada petani melalui kelompok-kelompok tani. Program pembantuan ini menjadi penting untuk menuju dan mewujudkan sistem perkebunan/pertanian organik. Dengan paket bantian ini di harapkan para petani secara langsung dapat melakukan inovasi untuk menghasilkan bahan-bahan kebutuhan kebun yang bersifat organik, baik dalam bentuk pupuk organik maupun anti OPT nabati.
Mewujudkan perkebunan organik tidaklah bisa hanya dengan menyerahkan berbagai bantuan, tetapi para petani sangat membutuhkan pendampingan, bimbingan serta pembinaan secara kontinue sehingga para petani benar-benar dapat memahami mengapa harus menghadirkan perkebunan organik ini. Selain hal tersebut, perlu bagi perintah menciptakan kebijakan dan program yang sejalan, sehingga perkebunan organik ini dapat benar-benar terwujud.

AMERTHA BUMI: Sebuah Kelompok Tani.

Komponen vital dalam menggerakan dan mengembangkan potensi agraris yang di miliki negara kita adalah masyarakat PETANI, yang merupakan ujung tombak dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya alam yang di miliki. Upaya pencapaian cita-cita ideal negara melalui program pemerintah serta penyelarasan kepentingan individu petani, maka keberadaan serta tumbuh kembang dan pemberdayaan kelompok-ke.lompok tani haruslah menjadi prioritas utama. Hal ini tentu merupakan tantangan berat, baik bagi pemerintah, stake holder maupun pemerhati pengembangan potensi agraris, saat berhadapan dengan karakter individualis masyarakat.
Kali ini saya akan mengenalkan kepada anda sebuah organisasi kemasyarakatan berbasis profesi yaitu sebuah kelompok tani (POKTAN) bernama "AMERTHA BUMI". Amertha Bumi adalah nama yang di berikan oleh pendirinya yang bermakna "Anugerah Tuhan yang tak ada habisnya melalui bumi pertiwi untuk umat manusia". Secara umum komoditi perkebunan dan holtikultura merupakan usaha pokok yang di kembangkan oleh anggota kelompok tani ini sebagai penghasilan utama, seperti Kakao, dan kelapa. Sementara komoditi holtikultura yang banyak di kembangkan adalah Rambutan, Durian, Manggis, Duku dan Sawo. Pengembangan komoditi ini sangat di dukung oleh kondisi geografis serta iklim tropis wilayah desa yang berada di dalam cakupan Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah, yang memungkinkan bagi berbagai jenis komoditi dapat tumbuh dan serta berproduksi secara maksimal. Faktor tempat domisili serta hamparan lokasi perkebunan berperan besar dalam perekrutan anggota kelompok, yang saat ini masih di dominasi oleh warga petani ex transmigran asal Bali.

Profil Kelompok Tani AMERTHA BUMI.

Nama Organisasi          :  Kelompok Tani "AMERTHA BUMI".
Di Bentuk : 15 Agustus 2005.
Pendiri :  I Gusti Lanang Putrayasa.
Alamat                  :  Jln. Telkom, Pangintu'u.
    Desa                 :  Buranga, Dusun III.
    Kecamatan            :  Ampibabo.
    Kabupaten             :  Parigi Moutong.
    Propinsi                :  Sulawesi Tengah.
    Kode Pos               :  94474.

Ketua          :  I Gusti Lanang Putrayasa, S.Sos
 
 Sekretaris : I Nyoman Wancana.
 
 Bendahara : Akrap Amrullah, S.E.

 

Tujuan Pembentukan Kelompok Tani AMERTHA BUMI ini adalah;

♥Menyatukan Visi dan Misi masyarakat petani, sekaligus sebagai tempat belajar dan2 bertukar pengalaman, serta mewadahi aspirasi dan memfasilitasi komunikasi antara peani dengan pemerintah, sehingga program-program pemerontah yang berhubungan etat dengan upaya peningkatan profesionalisme  petani dapat lebih bermanfaat.

》(Sumber : Doc. Profile Kelompok Tani Amertha Bumi, 2012).

Guna mewujudkan cita-cita yang menjadi tujuan dari pembentukan kelompok tani
ini, maka di susunlah  pokok-pokok pikiran yang tertuang sebagai visi dan misi, yang bermanfaat sebagai pedoman bagi pengurus dan anggota dalam melaksanakan fungsi dan kewajibannya dalam berorganisasi.

♥ VISI:

Menuju masyarakat petani Sejahtera dan Mandiri, berbasis Profesionalisme berbudaya Lingkungan.

♥MISI:

1.  Meningkatkan Profesionalisme Anggota.
2.  Aplikasi Budidaya Berbudaya Lingkungan.
3.  Integrasi Usaha Tani.
》(Sumber : Doc. Profile Kelompok Tani Amertha Bumi, 2012).

Disamping kegiatan pada komoditi di atas, saat ini kelompok tani Amertha Bumi sedang giat berupaya melakukan pola integrasi usaha untuk meningkatkan pendapatan anggota dan kelompok melalui usaha peternakan sapi. Bidang ini di pilih karena di anggap paling memungkinkan serta sesuai bila di tinjau dengan kegiatan dasar anggota kelompok tani ini.
Dalam perjalanan dan perkembangannya, peran dan perhatian pemerintah daerah maupun pemerintah pusat tidak dapat di bilang kecil, ini terbukti bahwa sejak tahun 2010, 2011 poktan Amertha Bumi tercatat sebagai salah satu kelompok penerima dan pelaksana program GERNAS PRO KAKAO dari pemerintah. Pada tahun 2011 kelompok tani ini juga menjadi salah satu kelompok penerima paket program BANSOS Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) beserta ternak Sapi sejumlah 35 ekor, yang terdiri dari 32 ekor betina dan 3 ekor jantan.