Kamis, 10 Januari 2013

SEBAIKNYA ANDA TAHU: Konsumen Kakao Pesaing Utama Manusia ( V ).

Begitu nikmatnya aroma dan rasa dari kakao sehingga makhluk Tuhan di muka bumi beradu tangkas untuk menguasainya. Berikut ini merupakan pesaing utama bagi manusia dalam upaya penguasaan total atas komoditas yang bernama kakao.

8. Oncobasidium theobromae,  Talbot & Keane.

Akibat dari serangan pesaing hebat yang satu ini di Indonesia di kenal sebutan "Penyakit Pembuluh Kayu (PPK)", sementara para ahli menyebutnya dengan "VSD", lengkapnya "Vascular Streak Dieback". Pesaing yang satu ini memiliki 'daya deterent' yang luar biasa besarnya, hingga sanggup membuat petani "memutus Cinta" pada komoditas kakao. Bukan buah dan biji kakao yang menjadi target serangannya, tetapi jaringan tubuh/pembuluh kayu dari tanaman kakao. 
Makhluk yang berasal dari bangsa fungi ini menyebar serangan melalui basidiospora yang di terbangkan oleh angin pada malam hari. Sasarannya adalah daun-daun muda dari tanaman kakao. Setelah berhasil menempel pada daun muda, maka dengan ajian mautnya basidiospora ini mulai menjalankan serangan untuk "menyantap" jaringan atau urat nadi dari tanaman kakao. Perkembangan dan tingkat serangannya sangat terbantu oleh kelembaban dan curah hujan yang tinggi, serta suhu dingin di malam hari.
Tanaman kakao yang terserang VSD ini akan memunculkan gejala atau ciri fisik yaitu ; Daun menguning dengan bercak hijau (yang di awali dari bagian dekat pucuk), terjadinya Nekrose (mengering) di antara tulang daun, adanya pertumbuhan jamur pada bekas dudukan daun ranting sakit, fisik ranting menjadi berbintik kasar, bila daun di petik maka pada bekas dudukkan daun akan terlihat tiga noktah kecoklatan, dan bila ranting di belah akan tampak garis berwarna coklat.
Penting untuk di ketahui dan di ingat, bahwa VSD ini menyerang kakao di segala umur tanaman, di perkebunan ataupun di persemaian bibit.
Di wilayah Kabupaten Parigi Moutong Penyakit ini telah terdeteksi hampir di seluruh sentra produksi kakao dalam berbagai tingkat serangan.

Pengendalian :

1. Melakukan Pangkasan Sanitasi, yaitu dengan memotong ranting terserang sampai pada batas gejala/tanda garis coklat pada xilem, di tambah 30 -50 cm di bawahnya.

2. Melakukan Pembongkaran atau Eradikasi pada tanaman yang terserang berat.

3. Isolasi wilayah, sebagai tindakan preventif yaitu menjaga alur masuk "buah dan entres" dari wilayah yang mendapat serangan VSD.

4. Penanaman Klon Tahan, seperti klon Sulawesi (S) 1 (tahan), Sulawesi (S) 2 (agak tahan), ICCRI 03, ICCRI 04, Scavina 6, dll.

5. Kimiawi, yaitu melakukan penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif azoxystrobin dan difenoconazole (misalnya merk dagang Amistartop 325 SC, pada saat tanaman mengalami masa flush atau pertumbuhan daun muda sebagai perlindungan, termasuk pada bibit yang masih di pembibitan. Khusus untuk pembibitan sebaiknya di beri atap daun kelapa atau plastik, untuk mencegah agar spora yang jatuh terbawa air hujan atau angin dapat tertahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar