Rabu, 14 November 2012

SEBAIKNYA ANDA TAHU: Konsumen Kakao Pesaing Utama Manusia ( II ).

Kakao merupakan komoditas yang sangat di cari oleh banyak orang saat ini. Selain karena kakao terkenal lezat juga di yakini kakao akan memberi dampak positif bagi para konsumennya, terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Tentu kita masih ingat bahwa menurut para ahli kakao di sebut dapat membantu menghilangkan Stress bagi yang mengkonsumsinya. Produk berbahan baku kakao lainnya yang juga sangat di gemari selain produk makanan dan minuman adalah "sabun". Sabun dari kakao memiliki aroma yang harum dan terasa sangat menyegarkan bila di gunakan, jadi sangat bagus untuk Teraphy. 
Sebagaimana tulisan ini di bagian ( I ), kali ini saya akan menuliskan untuk Anda tentang SIAPA SAJA yang menjadi pesaing utama bagi manusia sebagai pengkonsumsi kakao ini. Saya akan menuliskannya secara ringkas buat Anda yang menjadi momok masyarakat petani kakao di wilayah kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah.

KONSUMEN KAKAO PESAING UTAMA MANUSIA.
  1. Conopomorpha cramerella ( Snell. ). 
 Dikenal sebagai Penggerek Buah Kakao ( PBK ), merupakan serangga yang sanggat kecil bila di bandingkan dengan bangsa kupu-kupu lainnya. Fase hidupnya dapat di bagi menjadi empat ( 4 ), yaitu;  Fase Telur, Fase Larva, Fase Pupa dan Fase Dewasa.  Uniknya, yang menyaingi dan cenderung merepotkan manusia justru pada fase Larva dari PBK ini. Telur PBK berukuran sangat kecil, yaitu; 0,5 x 0,2 mm, berwarna Jingga dan berbentuk pipih. Oleh induknya telur-telur ini di letakkan bagian alur-alur buah kakao.  Lama stadium telur adalah 6 - 9 hari. Larva akan langsung menggerek buah kakao sesaat setelah menetas, memakan kulit buah, daging buah, dan saluran makanan ke biji ( plasenta ), sementara manusia memakan biji buah kakao. Saluran makanan yang telah di santap oleh larva ini menyebabkan biji muda menjadi rusak karena tidak mendapat suplay makanan. Larva berukuran panjang : 12 mm, berwarna putih kusam sampai hijau muda. Lama stadium larva adalah 15 - 18 hari. Fase Larva merupakan fase terlama dalam kehidupan PBK ini. Setelah puas mengobok-obok bagian dalam buah kakao, maka larva ini akan keluar dari dalam buah, untuk memenuhi kewajiban hidup sebagai Pupa. Pupa, merupakan masa hidup PBK sebagai kepompong, terbungkus oleh kokon dan menempel di buah kakao, daun, dahan batang, seresah, kulit buah hasil panenan, rumput, karung, keranjang tempat buah, dan sebarang tempat yang memungkinka. Lama stadium pupa adalah 5 - 8 hari. Setelah masa pupa, maka PBK ini akan menjadi serangga dewasa. Serangga Dewasa ( Ngengat / Kupu ) berwarna cokelat dengan corak putih yang berpola zig-zag sepanjang sayap depan. Ngengat ini aktif pada malam hari hingga pukul 20.30. Aktifnya serangga dewasa ini bukan untuk melahap buah kakao, tetapi untuk kawin dan meletakkan telur-telurnya pada alur-alur buah kakao. Ngengat betina memiliki kemampuan memproduksi telur sebanyak 50 - 100 butir.  Lama stadium Dewasa ini adalah 7 hari.
  Secara umum, buah kakao yang telah di serang oleh PBK akan mengalami gejala masak awal, yaitu di tandai dengan warna belang kuning hijau, dan jika buah di goyang tidak mengeluarkan bunyi, serta fisik buah menjadi kurang normal. Bila di amati akan nampak lubang kecil pada kulit buah. Lubang ini merupakan lubang keluarnya larva PBK. Ada juga buah yang memiliki gejala fisik yang sama tetapi tidak terdapat lubang-lubang kecil tersebut, ini berarti bahwa larva masih berada di dalam buah. Tingkat kerusakan pada buah dan biji kakao tergantung dari saat usia buah tersebut mulai di serang. Bila telur-telur PBK tersebut di letakkan dan menetas pada buah yang masih sangat muda, maka dapat di pastikan buah  kakao tersebut akan mengalami kerusakan total.
  • Cara Penanggulangan.
  1. Perlakuan PsPSP ( Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi kebun, dan
     Pemupukan.
2. Penyemprotan dengan menggunakan insektisida/pestisida nabati.
3. Mengubur buah rusak total dan kulit buah hasil panenan.
4. Perlakuan metode Sarungisasi pada buah muda dengan plastik.
5. Perlakuan secara biologis, yaitu menempatkan musuh alaminya.
6. Perlakuan dengan perangkap berferomon.
7. Perlakuan dengan penyemprotan bahan kimia ( sesuai dosis yang benar ).

( Dari berbagai sumber ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar